Marine Le Pen ketua umum partai FN saat berkampanye. Photo by SEBASTIAN BOZON/AFP/Getty Image. |
Partai FN yang dipimpin oleh Marine Le Pen telah gagal memenangkan satu provinsi di putaran kedua Pilkada Perancis yang diselenggarakan pada hari Minggu kemarin 13 Desember 2015, perolehan suara melemah jika dibandingkan dengan Pilkada Perancis putaran pertama dimana partai FN berhasil menang kuat.
Pilihan di Provinsi NordPasdeCalais, Partai FN kalah suara dari Partai Repubicans (dulunya The UMP) yang dipimpin oleh Xavier Bertrand. Berdasarkan data yang dihimpun dari poling cepat perolehan suara Ifop Finducial untuk iTELE, Paris Match dan Sud Radio, Partai FN yang dipimpin Le Pen hanya memperoleh 42.2 persen sedangkan Bertrandand sukses mengamankan daerah tersebut dengan memperoleh 57 persen suara.
ESTIM Ifop-@Fiducial @itele @ParisMatch @sudradio #Regionales2015 Nord-Pas-de-Calais-Picardie #NPDCP pic.twitter.com/ZZE8QTQMQy
— Ifop (@IfopOpinion) December 13, 2015
Keponakan Marine Le Pen, Marion Marechal Le Pen juga gagal menghadapi Christian Estorsi kandidat Partai Republicans untuk pemilihan di Provinsi AlpesCoted'Azur.
ESTIM Ifop-@Fiducial @itele @ParisMatch @sudradio #Regionales2015 Provence-Alpes-Côte d'Azur #PACA pic.twitter.com/qfzvb5K9EL
— Ifop (@IfopOpinion) December 13, 2015
Partai Republicans mengatur kemenangan setelah Partai Sosialis mengumumkan bahwa mereka menarik para kandidatnya di tiga daerah pilihan, diantaranya daerah utara, timur, dan tenggara, dimana Partai FN sukses besar. Partai Repubicans mendesak para pendukung partai Sosialis untuk memilih partai Republik sebagai upaya untuk mencegah partai farright mendapatkan jatah kursi.
Bertrand berterimakasih kepada pendukungnya dan para pendukung Partai Sosialis yang telah memilihnya untuk menjaga peluang agar Le Pen keluar dari jalur kemenangan. Akan tetapi, dalam status Facebooknya dia berkata bahwa dia "Tidak akan pernah melupakan beberapa hasil dari putaran pertama pilkada." ketika The National Front menang, yang mana tampak seperti "halilintar" baginya.
Perdana Mentri Perancis Manuel Valls dari Partai Sosialis berkata bahwa meskipun Partai Le Pen kalah, "Bahaya yang ditimbulkan oleh Partai Farright tidak akan hilang begitu saja, jauh dari itu."
"Malam ini, tidak ada tempat untuk membantu, atau triumfalisme." Valls menambahkan.
Le Pen berterimakasih kepada "6 Juta pemilih Patriot." dalam pidatonya setelah penutupan perhitungan cepat kemarin Minggu.
"Dalam benteng utara dan selatan kita telah diberantas oleh sikap jahat Partai Sosialis." ungkapnya "Dengan tiga kali lipat jumlah dewan yang kita miliki, kita bisa menjadi kekuatan oposisi utama untuk melawan hampir semua wilayah di Perancis."
Politisi tersebut mengatakan bahwa beberapa hasil putaran kedua tidak akan menyurutkan "Kenaikan tak terhindarkan, pemilihan setelah pemilihan, dari sebuah pergerakan nasional." dibalik partai. Dia mengecam keras "Pencemaran nama baik memutuskan dalam istana berlapis emas." ditujukan kepada siapa saja yang memilih partainya yang diatur untuk kebal dari "Intimidasi, kecurangan dan manipulasi."
"Rien ne pourra nous arrêter. Vive la République française, vive la Nation, vive la France !" #NPDCP
— Marine Le Pen (@MLP_officiel) December 13, 2015
Mantan anggota partai FN, Yvan Blot menjelaskan kepada awak media bahwa dia tidak terkejut dengan hasil pemilihan tersebut. Dia menambahkan, "Dengan perolehan 30 persen dari jumlah pemilih, tanpa teman lainnya, partai tidak mungkin untuk memperoleh beberapa kekuatan gabungan sekarang."
Namun, tidak semua pemilih merasa bahagia setelah Partai Sosialis menarik para kandidat mereka dari putaran kedua pilkada Perancis.
"Sejak Partai Sosialis telah menarik keluar, saya merasa seperti mereka telah mencuri hak pilih saya" tanggapan warga Perancis bernama Didier berusia 56 tahun menjelaskan kepada AFP.
Partai Le Pen menang di putaran pertama Pilkada Perancis 2015 pada tanggal 6 Desember 2015 dengan mengamankan 28 persen suara. Hasil tersebut datang mendahului perolehan suara untuk mantan Presiden Nicolas Sarkozy dari partai Republika yang mendapatkan 27 persen dan Presiden Francois Hollande dari Partai Sosialis memperoleh suara hingga 23 persen saja.
Bangkit dari tragedi teror mematikan di Paris pada tahun ini, seorang anak perempuan dari pendiri Partai FN, Jean Marie Le Pen sempat memperoleh perhatian lebih dengan sikapnya anti-imigran dan sikap melawan kebijakan uni-eropa. Pada bulan September Le Pen sempat membandingkan lonjakan para pengungsi yang memasuki Eropa layaknya para orang biadab yang terninvasi dari Roma.
Sumber Terpercaya: RT